Saturday, 4 May 2019

Kenapa harus aku?

Assalamualaikum.. 

Dari semalem badan udah ga enak, perut kram, moody juga. Feeling nih kayanya bakalan datang bulan..
Sempet nanya sama pak su, sayang kalau aku haid gimana? Jawabnya singkat "yaudah gapapa, emang harus kenapa?"
Ya emang kamu ga kecewa?, "kecewa kenapa? Karena belum hamil kamunya?"
Aku menggangguk, pak su mendekat dan memelukku sambil berkata "gapapa sayang, artinya masih disuruh usaha dan berdoa, kamu harus yakin Allah akan berikan yang terbaik untuk hambaNya"

Dan ternyata benar, si M datang lagi. Kali ini aku masih saja sedih, bertanya-tanya kenapa harus aku? Apa yang salah dengan ku? Ya Allah apa yang harus aku lakukan?
Aku seakan memaksa Allah untuk mengabulkan segala permintaanku.
Sambil termenung ku hitung-hitung lama pernikahanku, ya ternyata sudah 1.5tahun. Menurutku ini bukan waktu yang sebentar, mungkin untuk sebagian orang waktu ini bukanlah waktu yang lama, tapi bagi ku seakan sudah berabad-abad mengingat perjuanganku belakangan ini,  materi, pikiran, serta pertanyaan dan pernyataan orang-orang disekitarku yang membuatku makin stress.
Walaupun aku sadar aku gak sendirian, diluar sana banyak yang masih menanti buah hati hingga belasan bahkan puluhan tahun.
Kenapa aku selemah ini? Padahal suamiku selalu menguatkanku. Aku takut kalau suamiku berpaling. Aku takut semua akan meninggalkanku.

Lagi,  suamiku memandangku yang sedang kesakitan karena hari pertama haid. Dengan lembut dy berkata "sayangku, masih kram ya perutnya? Kedokter yuk mulai check up lagi?"

Aku menggeleng menolaknya. Karena ku tahu pengeluaran kami sedang banyak, kami sedang membangun rumah. Seolah suamiku mengerti maksud hatiku, dy kembali bicara "uang bisa dicari kok, kamu ga usah pikirin itu sayang, yang penting kamu sehat"
Aku pun tetap menolaknya, aku menjawab sakitnya biasa aja kok, kan memang setiap bulan aku merasakan hal yang sama.

Ya, aku memang beruntung memiliki suami seperti suamiku. Yang selalu membuatku merasa nyaman dan aman. Membuatku merasakan menjadi wanita sepenuhnya walaupun qadarallah aku belum dipercayai memiliki anak. Suamiku tak pernah mempermasalahkannya, suamiku tak pernah menuntutku lebih.

Ya Allah terima kasih atas ujian ini, aku yakin memang kamilah yang Engkau pilih untuk menjalani ujian ini. Bimbing langkah kami ya Rabb, jangan jadikan aku orang yang lemah.

Semoga bulan depan menjadi rejeki kami ya Rabb, dan rejeki untuk para calon ibu diluar Sana yang sedang menantikan buah hati.. Aamiin allahumma aamiin

Wassalamualaikum

No comments:

Post a Comment